Senin, 12 Desember 2016

Toleransi & Timnas Indonesia

Kawan saya seorang asli Rote, tinggal di Kupang. Panggil saja dia Jappy (kami biasa panggil dia bung Jappy).

Pertama kali kenal dia, saat kami dapat hadiah jalan2 ke Eropa sembari belajar setahun di Maastricht. Selama disana, kami tinggal serumah karena kami sesama anak Indonesia.

Kami memang pernah beda pendapat, tapi tak pernah sekalipun berdebat soal agama. Dia seorang Kristen yang taat, dan kami pun muslim yang rajin sholat. Tak jarang Jappy ingatkan kami u/ sholat dan tak pernah coba buat kebisingan saat kami baca Al Qur'an. Kami pun tak pernah larang dia ke gereja atau protes saat senandungkan lagu rohani.

Saat lebaran atau Idul Adha, Jappy tetap nikmati opor ayam & gulai ikan. Sebaliknya, saat Natal kami diajak ke gereja untuk makan bersama & Jappy tunjukkan makanan yg halal kami makan. Tak ada ajakan untuk ikut ritual keagamaan masing-masing.

Kami tak peduli apakah Jappy harus ucapkan selamat Idul Fitri, & Jappy pun tak peduli bila kami tak ucapkan selamat Natal. Kami semua hanya nikmati kebersamaan, tanpa sedikitpun kehilangan keyakinan kami masing-masing. Kami tunjukkan ke-Islaman kami, Jappy perlihatkan ke-Kristenannya.

Ini soal toleransi dan bersinergi karena kita satu bangsa. Meski kami berbeda agama, tetap selalu ada yang bisa menyatukan kami.

Saat timnas PSSI bermain, kami kumpul di meja dapur, streaming pertandingan live di layar laptop & teriak bersama. Saat nonton bola, Jappy pegang gelas wine, kami cukup minum Cola.

Soal menang-kalah timnas PSSI itu soal biasa (meski banyak kalahnya...), tapi kami tetap cinta Indonesia.

#Indahnya toleransi
#yg muslim... tunjukkan Islammu, jangan setengah hati
#yg kristen... perlihatkan Kristenmu, jangan separuh jiwa
#Lakum diinukum waliya diin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar