Sabtu malam, kami sekeluarga habiskan waktu di rumah saja.
Itu karena diluar hujan tak kunjung berhenti diselingi kilat & petir.
Jadilah kami semua berkumpul di kamar tidur dan matikan TV untuk sementara.
Nawa yang kebingungan mau lakukan apa karena tidak bisa main keluar rumah,
tiba-tiba tarik ayahnya. “Yah, sini deh Nawa dandanin...” pinta Nawa. Tak tega
menolak, akhirnya saya ikuti maunya Nawa.
Nawa langsung sigap ambil peralatan make-up untuk rias wajah
Ayahnya. Tapi sebelum itu, saya diminta untuk ganti baju dengan sarung yang
Nawa bentuk seperti kemben. Setelah itu dimulailah wajah saya dirias. Wajah
diberi bedak, Alis ditebalkan dengan pensil, tulang pipi diberi perona merah,
bulu mata diberi eye shadow, dan bibir diberi lipstik. Tidak lupa juga jepit
rambut, gelang, kalung, & tas warna merah dipasang ke rambut, leher, &
tangan saya. Ale & Mey yang awalnya cuek & sibuk sendiri pun akhirnya
ikutan dandanin Ayahnya.
Setelah selesai, Ayahnya diminta berlenggak-lenggok dan berpose genit..
Dan jadilah seperti ini ....
Banci Kaleng Pladen Bintaro
Buat anak-anak, dandani Ayahnya seperti banci suatu bahan
tertawaan yang menyenangkan. Ya paling tidak bisa jadi hiburan pengisi malam
minggu yang dingin karena hujan.
Tapi sejatinya, bukan mereka yang saya buat senang dengan
dandanan ini. Saya lah yang menjadi bahagia dengan sesuatu sederhana yang
mereka lakukan.
Ternyata benar adanya, memberi itu membahagiakan.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar