Selasa, 03 Februari 2015

Jadi Banci Kaleng



Sabtu malam, kami sekeluarga habiskan waktu di rumah saja. Itu karena diluar hujan tak kunjung berhenti diselingi kilat & petir. Jadilah kami semua berkumpul di kamar tidur dan matikan TV untuk sementara. Nawa yang kebingungan mau lakukan apa karena tidak bisa main keluar rumah, tiba-tiba tarik ayahnya. “Yah, sini deh Nawa dandanin...” pinta Nawa. Tak tega menolak, akhirnya saya ikuti maunya Nawa.

Nawa langsung sigap ambil peralatan make-up untuk rias wajah Ayahnya. Tapi sebelum itu, saya diminta untuk ganti baju dengan sarung yang Nawa bentuk seperti kemben. Setelah itu dimulailah wajah saya dirias. Wajah diberi bedak, Alis ditebalkan dengan pensil, tulang pipi diberi perona merah, bulu mata diberi eye shadow, dan bibir diberi lipstik. Tidak lupa juga jepit rambut, gelang, kalung, & tas warna merah dipasang ke rambut, leher, & tangan saya. Ale & Mey yang awalnya cuek & sibuk sendiri pun akhirnya ikutan dandanin Ayahnya.

Setelah selesai, Ayahnya diminta berlenggak-lenggok dan berpose genit..

Dan jadilah seperti ini ....


Banci Kaleng Pladen Bintaro

Buat anak-anak, dandani Ayahnya seperti banci suatu bahan tertawaan yang menyenangkan. Ya paling tidak bisa jadi hiburan pengisi malam minggu yang dingin karena hujan.

Tapi sejatinya, bukan mereka yang saya buat senang dengan dandanan ini. Saya lah yang menjadi bahagia dengan sesuatu sederhana yang mereka lakukan.

Ternyata benar adanya, memberi itu membahagiakan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar