Saat makan malam selepas pulang mengaji, Nawa berujar,
“Ayah, nanti kalau Nawa sudah besar, Nawa gak mau kalau terlalu kaya!”. “Emang
kenapa Kak?” Ale menimpali. “Nawa takut nanti kalau di akhirat nanti
ditanya-tanya ama malaikat karena nanti Nawa harus tanggung jawab hartanya
untuk apa aja...”.
Sejatinya ucapan Nawa itu jadi sebuah nasehat bagi saya.
Tanpa sadar, hidup kita dipacu hanya untuk sekedar mengumpulkan harta. Memang menumpuk-numpuk harta itu menyenangkan, yang membuat kita makin cinta
dunia. Kita lupa bahwa di akhirat nanti kita harus siap dengan tanggung
jawabnya.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk
ke dalam kubur.” (QS At-Takatsur)
Dalam surat yang sama, Allah pun melarang hingga 3 (tiga)
kali, “Janganlah begitu (bermegah-megahan)!”. Dan surat itu pun diakhiri dengan
sebuah peringatan, “ Kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan itu...”
“Tapi, gak papa kan Yah kalau kita kaya asal banyak
sedekah?” Ale pun coba bertanya balik. Dan saya pun hanya mengangguk tanda
setuju.
Ternyata anak-anak jauh lebih mengerti tentang konsep kekaayaan
dan bagaimana membagi kekayaan dibanding orangtuanya.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah...” (QS: Al
Kautsar : 1-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar