Pernah juga baca kisah pelacur yg mendapatkan surga?
Jangan salah dipahami, bukan karena lelaki itu membunuh atau perempuan itu melacur yang membuatnya masuk surga. Tapi tekad kuat untuk taubat dan satu langkah menuju kebaikan yang membuatnya menuju surga.
Langkah kaki yang lebih dekat ke taubat yang membuatnya selangkah menjauhi tempat berbuat dosa lah yang membuat para malaikat akhirnya bersepakat mengganjarnya dengan surga.
Pengorbanan di akhir hidup dengan seteguk air yang diberikan ke seekor anjing lah yang menariknya ke surga.
Tapi bila dimungkinkan hidup bisa diulangi atau sedikit diperpanjang, lelaki dan perempuan itu sungguh tak mau lakukan dosa membunuh atau melacur. Mereka akan sangat benci dosanya, dan bersegera lakukan taubat untuk perbanyak amal kebaikan.
Bila langkah kecil menuju baik dan secuil pengorbanan diganjar surga, apa mungkin mereka lakukan dosa lagi bila diberi waktu hidup lebih lama?
Bila tahu mereka akan diganjar surga dan diberi kesempatan mengulangi hidup, apa iya mereka lakukan kembali dosa sepanjang hidup dan baru bertaubat menjelang kematian?
Bila pendosa saja benci dengan dosanya, tak mungkin kita malah membiarkan dosa itu tetap ada.
Bila pendosa saja menyesali dosanya, tak perlulah kita hujat dan kutuk pelakunya.
Tak perlu pula menggunjingnya yang malah akan membuat pelakunya bangga dengan dosa dan terlambat bertaubat.
Benci saja dosanya, tapi bukan pelakunya.
Benci saja dosanya, dan tanamkan benci itu pada diri agar kita tak lakukan dosa yang sama.
Bagi yang lama tenggelam dalam dosa, berhijrahlah segera untuk menjadi baik. Karena jatah umur tak menunggu taubatmu.
Bila yang sudah berhijrah, tetaplah istiqamah-lah dalam kebaikan. Sungguh telah banyak yang tak sanggup bersabar dengan ke-istiqamahannya. Bencilah dengan kemungkaran bukan pelaku kemungkarannya.
Bila melihat suatu kemungkaran, ada tiga pilihan yang bisa dilakukan. Beranguslah dengan tindakan, nasehatilah dengan lisan, atau bencilah dengan hati. Dan pilihan terakhir itulah selemah-lemah iman.
Tegakkan hukum atas dosa, agar orang lain tak berbuat dosa yang sama. Nasehati pelakunya dengan santun dan baik. Sebaik-baik pemberian nasehat adalah saat tak ada orang lain yang tahu selain pemberi nasehat dan pelakunya. Do'akan berubah jadi baik dan bencilah dosanya agar diri kita terjaga dari dosa yang sama.
Ini perkara menegakkan kebenaran dan menolak kemungkaran, bukan perkara apakah kita telah lebih baik dari pelaku dosa itu. Jaminan surga itu hak Allah sepenuhnya, tugas kita hanyalah penyampai kebaikan.
Sesungguhnya yang membawa kita ke surga adalah tekad untuk taubat, berhijrah untuk lebih baik, dan masih adanya waktu di sisa umur untuk berbuat baik.
-Tetaplah saling menasehati dalam kebaikan-
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (Al-Hujurat : 12)
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah : 71)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar