Senin, 25 Maret 2019

Jaws or Paws

Just pretend you're a deer...

If a deer may have a choice what to get from a tiger, Jaws or Paws a deer will prefer?
Both are hurt and deadly for a deer to get...
When the Jaws get a deer's neck, nothing you can do. You just wait seconds to have your death.
But when the Paws grab a deer's body, at least you still have a chance to run. Then you'll be Safe. And after that moment you may say Ameen....

Unless you prefer the first one again, I need to give you a hug dear..... It means you're ready to be in dead mode for the second time...

#it's about picking a better option among two worst choices

Petruk Turun Panggung

Di dunia wayang, Bima tak pernah anggap Petruk jadi lawannya. Petruk itu hanya pion yang sedang dimainkan Duryodhana. Duryodhana itu tak terkalahkan dan jadi sosok tertangguh di barisan kurawa.

Bagi Bima, Duryodhana-lah lawan sebenarnya. Tak perlu dia habisi 99 kurawa untuk bungkam tawa palsu di bibir panggung. Bila Duryodhana mampu ditaklukkan, Kurawa lainnya akan langsung terdiam karena tak ada lagi uang saku yang diselipkan untuk memancing gelak tawa. Tak perlu diminta pun, mereka akan mundur teratur.

Lalu, Petruk tetap dibiarkan menjadi raja panggung? Tenang saja.... Kalian lihat sendiri kan dia malah bangga sudah copot Gareng dari panggung? Tak perlu panggil Gatotkaca naik panggung tuk paksa Petruk turun, cukup teman setianya saja yang ajak dia turun.

Ya... kawan setia tak akan pernah lupakan temannya. Tinggal tunggu saatnya saja Gareng  akan minta turun Petruk. Dan Petruk-pun nantinya tersadar lebih baik turun daripada Gareng buka rahasia terpendamnya...

#Petrukturunpanggung

Raja Panggung

Tak perlu repot menentukan siapa sebenarnya penguasa panggung. Petruk dinanti tampil di panggung karena celotehannya yg menyentil. Sejujurnya raut Petruk jauh lebih baik terlihat polos dibanding tampak lucu. Tapi karena riasannya yang penuh bedak dan gincu, jadilah Petruk sosok yang dinanti untuk menggelitik perut.

Apapun ucapannya membuat riuh sekeliling panggung, apalagi di bibir panggung ada sekelompok Kurawa yang dibayar untuk menyoraki tampilan Petruk. Penonton undangan pun terbawa suasana penuh gelak tawa. Percaya diri Petruk makin meluap seakan tunjukkan dia-lah raja panggung sebenarnya.

Sejatinya di ujung panggung-lah raja yang sebenarnya. Dunia wayang ada di genggamannya selama Petruk tetap ada di panggung. Dia lah yang menggerakkan Kurawa untuk tetap setia pada setiap pentas Petruk. Sembari gerakkan cerutunya, Duryodhana nikmati kejayaan di sudut panggung. Kejayaan yg dia nikmati setidaknya 1 purnama terakhir...

#Petrukrajapanggung

Lakon Punokawan

Di panggung, Petruk tak mungkin tampil melawak sendiri. Ada Gareng dan Bagong yang menemani sebelum Semar yang tampil memberi petuah. Ketiganya itu anak Semar, meski bukan anak kandung.

Petruk itu sebenarnya sosok yang tinggi dan tampan. Dia terkenal suka bercanda tapi juga suka kelahi. Karena adu tanding-lah, tubuhnya jadi cacat.

Gareng ini juga sosok yang ganteng dan sakti. Tapi sombongnya yang membuat dia kehilangan keduanya setelah kalah berkelahi. Jadilah dia satria pincang sebelah kaki dan rusak wajahnya.

Keduanya satria tampan tapi saling kelahi, maka jadilah kedua satria itu Petruk dan Gareng. Hanya Petruk yang tahu kelemahan Gareng dan sebaliknya hanya Gareng yang paham rahasia tersembunyi Petruk. Mereka berdua berguru ke Semar sebelum diangkat jadi anak.

Bagong sendiri adalah wujud bayangan dari Semar. Kalo Semar digambarkan sosok sepuh yang dituakan dan tinggi ilmunya, Bagong adalah sosok sebaliknya. Umur Bagong yang paling muda dan dia sosok yang lugu dan terkadang kurang bertata krama karena ilmunya yang kurang.

#KenaliPunokawan

Semar vs Gatotkaca

Seorang Semar tak perlu bergerak aktif basmi kejahatan dan bereskan carut marut negeri. Seorang Gatotkaca pun tak perlu susah payah jadi simbol indahnya moral rakyat dan pemberi nasehat terbaik.

Dalam panggung wayang, sosok Gatotkaca-lah yang ditunggu aksi laganya. Semar hadir di sela kekosongan saat Gatotkaca lelah hadapi lawan. Sesekali Semar juga tampil menghibur untuk imbangi lawakan Petruk yang garing tak lucu.Semar hadir bukan untuk jadi lawan Gatotkaca, tapi menjadi penguat mental. Tak perlu Semar dan Gatotkaca berganti peran karena masing-masing sudah sesuai porsinya.

Gatotkaca tak bisa berjuang sendiri. Bima ada dibelakangnya karena hanya seorang ayah yang paham bagaimana membentuk Gatotkaca.

Saat hidup negri wayang terasa monoton dan membosankan, Petruk dan Semar bisa hadir bawa kesegaran. Tapi saat negri wayang terasa sesak, butuh Bima dan Gatotkaca untuk tampil benahi negri.
#cumaceritanegriwayang