Sekarang ini kita merasa sedang dicurangi ya?
Sebel karena merasa pilihan kita
dipaksa kalah?
Merasa tidak akan ada perubahan
lebih baik ke depan atau malah sudah membayangkan masa depan semakin buruk?
Segera ambil cermin Kawan… lihat
bayangan diri kita di hari-hari kemarin
Sudah sejauh mana diri ini bisa
berbuat untuk kebaikan?
Apakah kebaikan yang kita perbuat
untuk mengharapkan kebaikan diterima dari orang lain?
Sudah sedekat apa diri ini
semakin mendekat ke Allah? Makin dekat atau malah menjauh?
Sudah setenang apa diri ini
hadapi kenyataan hidup?
Senyaman apa diri ini hidup? Apakah
nyaman yang dimaksud adalah kemapanan?
Sudah sepeduli apa diri ini ke
orang-orang terdekat atau ke tetangga sebelah?
Sesering apa diri ini sedekah dan
berbagi? Apa seringnya sedekah hanya karena pujian orang lain?
Sudah semaksimal apa kita berjuang? Apa kita jadi makin tangguh atau melemah saat lawan makin membesar?
Iya betul…. Saat ini kita benar-benar melupakan Allah
Kita yang saat ini selalu
berharap dari makhluk… apapun bentuknya
Bersandar pada pilihan kita karena diri ini
berharap pada sosok yang akan bawa perubahan
Tapi diri ini lupa untuk berubah
jadi lebih baik dan alihkan harap pada sosok, bukan pada Allah
Saat kita berbuat baik, hati
kecil selalu berharap ada yang perhatikan dan berikan pujian. Dan berharap pula
setidaknya akan datang pula kebaikan yang sama dari orang…. Kita terlupakan
bahwa hadirnya kebaikan itu dari Allah
Saat diri ini udah makin mapan,
kita berpikir inilah kenyaman hidup sesungguhnya, buah dari kerja keras kita….
Lagi-lagi lupa kalo itu bentuk kasih sayang Allah
Giliran saat ditimpa kesulitan
dan kesusahan, malah Allah yang disalahkan… Gak mau terima takdir untuk jalani
dengan Ikhlas. Dan terulang lagi, berharap ada sosok Hero yang datang tawarkan
bantuan.
Saat menyerah kalah pun... yang kita butuh malahan belas kasih atau ampunan Sang Pemenang... Dan Allah dikesampingkan lagi...
Belajarlah dari Gaza Kawan…
Seumur hidup mereka harus
berjuang…. Tanah dirampok, rumah dihancurkan, tak terhitung lagi berapa kali
kekurangan segalanya, kecuali Iman kepada Allah sebagai satu-satunya tempat
bergantung.
Lihat mereka Kawan… dengan segala
tekanan dan kemalangan, makin dekat mereka dengan Allah.
Tak sekalipun Allah ditinggalkan
di hati mereka. Mereka selalu percaya kemenangan sudah dekat karena ada Allah
di sisi mereka.
Saya jadi teringat tausiah
seorang ustadz… bahwa nanti di tanah Gaza, akan lahir generasi hebat yang
sangat disegani lawan. Hanya Allah tempat bersandar dalam hidup. Rasa tenang dalam
jiwa tak perlu diragukan lagi. Hanya dengan dzikir, mereka tak perlu lagi merasa
lapar. Allah yang akan sehatkan mereka. Dan dengan satu ucapan takbir, tembok
tirani akan runtuh dengan mudahnya. Insya Allah kita akan jadi saksi lahirnya generasi
itu.
Membandingkan generasi itu dengan diri ini seakan membandingkan tebing batu dengan remahan rengginang…. Ternyata selemah itu Iman kita saat ini…
Tak perlu kuatir dengan keadaan
saat ini… satu-satunya yang diri ini kuatirkan adalah seberapa besar harapan kita
ke Allah tanpa menggantungkan ke sosok lainnya….
Optimalkan ikhtiar, maksimal berjuang, dan tetap istighfar... serahkan hasilnya pada Allah semata
Ridha-lah apapun takdir yang ada dan kembali mendekatlah ke Allah…. Insya Allah kita akan jadi jiwa yang tenang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar