Kamis, 15 Februari 2024

Kita Lupa… Seharusnya Hanya Kepada Allah Bergantung

Sekarang ini kita merasa sedang dicurangi ya?

Sebel karena merasa pilihan kita dipaksa kalah?

Merasa tidak akan ada perubahan lebih baik ke depan atau malah sudah membayangkan masa depan semakin buruk?

 

Segera ambil cermin Kawan… lihat bayangan diri kita di hari-hari kemarin

Sudah sejauh mana diri ini bisa berbuat untuk kebaikan?

Apakah kebaikan yang kita perbuat untuk mengharapkan kebaikan diterima dari orang lain?

Sudah sedekat apa diri ini semakin mendekat ke Allah? Makin dekat atau malah menjauh?

Sudah setenang apa diri ini hadapi kenyataan hidup?

Senyaman apa diri ini hidup? Apakah nyaman yang dimaksud adalah kemapanan?

Sudah sepeduli apa diri ini ke orang-orang terdekat atau ke tetangga sebelah?

Sesering apa diri ini sedekah dan berbagi? Apa seringnya sedekah hanya karena pujian orang lain?

Sudah semaksimal apa kita berjuang? Apa kita jadi makin tangguh atau melemah saat lawan makin membesar?


Iya betul…. Saat ini kita benar-benar melupakan Allah

Kita yang saat ini selalu berharap dari makhluk… apapun bentuknya

Bersandar pada pilihan kita karena diri ini berharap pada sosok yang akan bawa perubahan

Tapi diri ini lupa untuk berubah jadi lebih baik dan alihkan harap pada sosok, bukan pada Allah

Saat kita berbuat baik, hati kecil selalu berharap ada yang perhatikan dan berikan pujian. Dan berharap pula setidaknya akan datang pula kebaikan yang sama dari orang…. Kita terlupakan bahwa hadirnya kebaikan itu dari Allah

Saat diri ini udah makin mapan, kita berpikir inilah kenyaman hidup sesungguhnya, buah dari kerja keras kita…. Lagi-lagi lupa kalo itu bentuk kasih sayang Allah

Giliran saat ditimpa kesulitan dan kesusahan, malah Allah yang disalahkan… Gak mau terima takdir untuk jalani dengan Ikhlas. Dan terulang lagi, berharap ada sosok Hero yang datang tawarkan bantuan.

Saat menyerah kalah pun... yang kita butuh malahan belas kasih atau ampunan Sang Pemenang... Dan Allah dikesampingkan lagi...

 

Belajarlah dari Gaza Kawan…

Seumur hidup mereka harus berjuang…. Tanah dirampok, rumah dihancurkan, tak terhitung lagi berapa kali kekurangan segalanya, kecuali Iman kepada Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.

Lihat mereka Kawan… dengan segala tekanan dan kemalangan, makin dekat mereka dengan Allah.

Tak sekalipun Allah ditinggalkan di hati mereka. Mereka selalu percaya kemenangan sudah dekat karena ada Allah di sisi mereka.

Saya jadi teringat tausiah seorang ustadz… bahwa nanti di tanah Gaza, akan lahir generasi hebat yang sangat disegani lawan. Hanya Allah tempat bersandar dalam hidup. Rasa tenang dalam jiwa tak perlu diragukan lagi. Hanya dengan dzikir, mereka tak perlu lagi merasa lapar. Allah yang akan sehatkan mereka. Dan dengan satu ucapan takbir, tembok tirani akan runtuh dengan mudahnya. Insya Allah kita akan jadi saksi lahirnya generasi itu.


Membandingkan generasi itu dengan diri ini seakan membandingkan tebing batu dengan remahan rengginang…. Ternyata selemah itu Iman kita saat ini…

Tak perlu kuatir dengan keadaan saat ini… satu-satunya yang diri ini kuatirkan adalah seberapa besar harapan kita ke Allah tanpa menggantungkan ke sosok lainnya….

Optimalkan ikhtiar, maksimal berjuang, dan tetap istighfar... serahkan hasilnya pada Allah semata

Ridha-lah apapun takdir yang ada dan kembali mendekatlah ke Allah…. Insya Allah kita akan jadi jiwa yang tenang....

Jakarta - setelah Pemilu 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar